harianpalu.com, Palu - Masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah baru saja dikagetkan dengan penangkapan 22 warganya oleh Densus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri dibantu Polda Sulteng di dua wilayah berbeda, karena diduga terlibat jaringan JAD pendukung kelompok MIT di Poso.
Kapolda Sulteng Irjen Pol. Rudy Sufahriadi sendiri dalam jumpa pers dengan wartawan di Palu Rabu (18/5/22) lalu mengatakan, penangkapan 22 warga oleh Densus 88 AT Polri dan Polda Sulteng menjadi gambaran bahwa warga di daerah ini mulai paham dan ikut terlibat dalam pencegahan paham radikal yaitu dengan menolak kelompok radikal dilingkungannya. Sehingga pergerakan kelompok radikal tersebut semakin mudah diketahui petugas dilapangan.
“Upaya Deradikalisasi ini sangat berhasil, karena kita berhasil mengungkap ini karena deradikalisasi. Kemudian saat ini daerah yang kita anggap penyebaran paham radikal ini sudah bergeser jadi kita nanti juga akan melakukan deradikalisasi disana,” jelas Pati bintang dua di Polda Sulteng ini.
Sementara itu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, Senin (23/5/22) mengatakan adanya 22 simpatisan yang diamankan Densus 88 Anti Teror menjadi gambaran bahwa masih ada masyarakat yang tetap ikut terlibat dengan aksi teror meski diketahui tidak sesuai ajaran agama manapun, katanya sebagaimana dikutip dari rri.co.id.
Masih kata Zainal Abidin yang juga Ketua MUI Kota Palu, kita harus melihat dari sisi positifnya, dimana dengan berhasilnya diungkap 22 simpatisan JAD, maka peluang bertambahnya kelompok MIT Poso berhasil digagalkan.
“Saya tidak melihat ada kegagalan dari program deradikalisasi, tetapi ini menjadi gambaran bahwa mereka para apparat kita terus bekerja dan berusaha untuk mewujudkan cita-cita dan harapan kita. Untuk itu kita harus bekerjasama karena kita tahu mereka (kelompok teroris) masih berusaha merekrut anggota, jadi kita harus terus bersama-sama melakukan deradikalisasi,” terangnya.
Senada dengan Ketua MUI Kota Palu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulteng Dr. Ir. Nur Sangadji, DEA juga menuturkan penangkapan yang dilakukan Densus 88 AT bersama Polda Sulteng merupakan hasil keras dalam mengungkap jaringan teroris di daerah ini.
“Kalau saya menjawab justru berhasil, tidak berhasil kalau ternyata ada 22 tapi tidak diketahui. Kemudian tidak ada upaya kebaikan yang gagal jadi kita harus tetap mendukung hal baik yang sudah dan sedang dilakukan sampai saat ini, tuturnya.
Meski menilai positif keberhasilan Densus 88 AT Polri dalam pengungkapan simpatisan kelompok terror, Akademisi Universitas Tadulako ini juga mengharapkan agar apparat dapat bersikap terbuka dan transparan terkait proses dan hasil penyelidikan serta pemeriksaan terhadap 22 warga Sulteng yang diamankan, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan ditengah masyarakat khususnya keluarga dari 22 simpatisan yang ditangkap, harapnya sebagaimana dilansir dari rri.co.id. (*/**)